“BERCERMINLAH”
BERCERMINLAH
Oleh: Harjanto DC
Hari ini sedikit terobati, walaupun puzzle hatiku belum sepenuhnya sempurna. Benar janji Allah, bahwa Allah tidak akan memberi ujian pada hambanya melebihi kemampuan hambanya. Dan selalu berprasangka baiklah kepadaNya dan berusahalah maka jalan itu akan ada.
Tiba-tiba teman kerjaku mengajukan gantian jaga shif, sehingga ada kesempatan untukku menyelesaikan, menggumpulkan puzzle-puzzle yang berserakan beberapa hari yang lalu.
Aku hanya ingin diperhatikan itu saja, setiap malam diriku bertemankan beberapa serangga di dalam kamar. Bagaimana sebenarnya Allah menunjukan ayat-ayatnya disekitar kita untuk dikaji dan pelajari serta diamalkan. Cicak, Kecoa, Laba-laba, dan Semut serta rayap adalah teman setiaku dalam berbagi setiap hari.
Bagaimana sang Cicak, dengan kaki yang punya daya magnet di tembok, merayap dengan sangat pelan, mengendap-endap bagai pencuri yang ingin membobol rumah, hanya untuk sekadar memenuhi isi perutnya yang lapar dengan nyamuk atau serangga kecil lainnya. Sehingga menjadikan suasana tidurku sedikit damai tanpa gigitan sang predator mungil bersayap.
Kemudian sang Kecoa, yang dianggap binatang menjijikan oleh sebagian orang, tapi aku senang padanya. Dia yang tiba-tiba berlari sembunyi dibalik bantal seolah berbisik, “Aku ingin cari tempat yang hangat, karena dinginnya malam ini.” Dan terkadang ku beri sedikit sisa makanan untuknya.
Dan bagaimana Allah menciptakan Semut, dan Allah mengistimewakan dalam sebuah surat di dalam Al Qur’an. An Naml (semut). Semut hitam besar yang berjajar sangat rapi, mengusung makanan sisa yang aku makan, dimasukannya ke dalam lubang peristirahatannya. Semua itu dilakukan untuk bertahan hidup, menjadikan beberapa generasi berikutnya akan tetap hidup sampai kapan pun.
Dan si laba-laba cantik dan Allah pun mengistimewakannya juga dalam sebuah surat Al Ankabut. Si cantik yang semakin hari kian bertambah banyak tanpa ku sadari. Kemarin aku hanya melihat seekor laba-laba besar di sudut tempat tidurku, hari ini ku lihat dua sedang bercinta, layaknya sepasang kekasih dimabuk asmara, esok hari ku lihat si cantik yang mungil datang menghampiri tidurku.
Terakhir, rayap menjadi penghuni yang baru saja hadir. Membentuk koloni di sudut kamar, mendirikan bangunan megah dari tanah yang disusun ke atas. kerja sama yang luar biasa.
Allah menciptakan mereka tidak sia-sia, bagaimana manusia yang berakal mau menggunakan akalnya untuk berfikir. Untuk menemukan cara bertahan hidup dalam menghadapi berbagai masalah. Seperti halnya Cicak berusaha memangsa Nyamuk, atau Semut yang mengusung sisa makanan ke rumahnya atau bahkan Kecoa yang bertahan hidup dengan mencari kehangatan, dan si cantik Laba-laba dengan berkembangbiak menjadi jumlah yang lebih banyak untuk mempertahankan generasi berikutnya. Serta rayap yang membingkai istana,
Begitu juga manusia, yang diberi oleh Allah satu derajat lebih tinggi daripada makhluk yang lain. Akal. Bagaimana kita berpikir untuk bertahan hidup atau menyelesaikan setiap kesulitan yang ada. Sungguh malu diriku ketika melihat mereka yang senantiasa menemaniku tiap hari di sebuah sudut kamar yang sempit mampu menyelesaikan masalahnya. Berusaha dengan gigih menyelesaikan semua ujian dari Allah.
Bercermin tidak hanya dari ayat-ayat yang tersurat, tetapi juga ayat yang tersirat disekitar kita, makhluk yang lain adalah cermin manusia.[]