Parent

Parent

“… hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.”

(Al Israa’ [17]: 23)

“BERCERMINLAH”

“BERCERMINLAH”

BERCERMINLAH

Oleh: Harjanto DC

Hari ini sedikit terobati, walaupun puzzle hatiku belum sepenuhnya sempurna. Benar janji Allah, bahwa Allah tidak akan memberi ujian pada hambanya melebihi kemampuan hambanya. Dan selalu berprasangka baiklah kepadaNya dan berusahalah maka jalan itu akan ada.

Tiba-tiba teman kerjaku mengajukan gantian jaga shif, sehingga ada kesempatan untukku menyelesaikan, menggumpulkan puzzle-puzzle yang berserakan beberapa hari yang lalu.

Aku hanya ingin diperhatikan itu saja, setiap malam diriku bertemankan beberapa serangga di dalam kamar. Bagaimana sebenarnya Allah menunjukan ayat-ayatnya disekitar kita untuk dikaji dan pelajari serta diamalkan. Cicak, Kecoa, Laba-laba, dan Semut serta rayap adalah teman setiaku dalam berbagi setiap hari.

Bagaimana sang Cicak, dengan kaki yang punya daya magnet di tembok, merayap dengan sangat pelan, mengendap-endap bagai pencuri yang ingin membobol rumah, hanya untuk sekadar memenuhi isi perutnya yang lapar dengan nyamuk atau serangga kecil lainnya. Sehingga menjadikan suasana tidurku sedikit damai tanpa gigitan sang predator mungil bersayap.

Kemudian sang Kecoa, yang dianggap binatang menjijikan oleh sebagian orang, tapi aku senang padanya. Dia yang tiba-tiba berlari sembunyi dibalik bantal seolah berbisik, “Aku ingin cari tempat yang hangat, karena dinginnya malam ini.” Dan terkadang ku beri sedikit sisa makanan untuknya.

Dan bagaimana Allah menciptakan Semut, dan Allah mengistimewakan dalam sebuah surat di dalam Al Qur’an. An Naml (semut). Semut  hitam besar yang berjajar sangat rapi, mengusung makanan sisa yang aku makan, dimasukannya ke dalam lubang peristirahatannya. Semua itu dilakukan untuk bertahan hidup, menjadikan beberapa generasi berikutnya akan tetap hidup sampai kapan pun.

Dan si laba-laba cantik dan Allah pun mengistimewakannya juga dalam sebuah surat Al Ankabut. Si cantik yang semakin hari kian bertambah banyak tanpa ku sadari. Kemarin aku hanya melihat seekor laba-laba besar di sudut tempat tidurku, hari ini ku lihat dua sedang bercinta, layaknya sepasang kekasih dimabuk asmara, esok hari ku lihat si cantik yang mungil datang menghampiri tidurku.

Terakhir, rayap menjadi penghuni yang baru saja hadir. Membentuk koloni di sudut kamar, mendirikan bangunan megah dari tanah yang disusun ke atas. kerja sama yang luar biasa.

Allah menciptakan mereka tidak sia-sia, bagaimana manusia yang berakal mau menggunakan akalnya untuk berfikir. Untuk menemukan cara bertahan hidup dalam menghadapi berbagai masalah. Seperti halnya Cicak berusaha memangsa Nyamuk, atau Semut yang  mengusung sisa makanan ke rumahnya atau bahkan Kecoa yang bertahan hidup dengan mencari kehangatan, dan si cantik Laba-laba dengan berkembangbiak menjadi jumlah yang lebih banyak untuk mempertahankan generasi berikutnya. Serta rayap yang membingkai istana,

Begitu juga manusia, yang diberi oleh Allah satu derajat lebih tinggi daripada makhluk yang lain. Akal. Bagaimana kita berpikir untuk bertahan hidup atau menyelesaikan setiap kesulitan yang ada. Sungguh malu diriku ketika melihat mereka yang senantiasa menemaniku tiap hari di sebuah sudut kamar yang sempit mampu menyelesaikan masalahnya. Berusaha dengan gigih menyelesaikan semua ujian dari Allah.

Bercermin tidak hanya dari ayat-ayat yang tersurat, tetapi juga ayat yang tersirat disekitar kita, makhluk yang lain adalah cermin manusia.[]

Tiga Belas

Tiga Belas

By : harjanto dc

13

Angka 1 berhimpun dengan 3

Tersusun dari dua angka ganjil

Terletak diantara 2 bilangan genap

Dan 13 angka prima

13

Menjadi akhir dari sebuah awal

Meniadakan keraguan

Menapaki jalan penuh liku

Mengakhiri jalan tak berujung

13

Semua punya cara

Sama atau pun beda adalah hak

Allah pun punya rencana

Dibalik pikiran manusia

13

Konon penuh kesialan

Toh itu sebuah mitos

13

Setiap bait yang mengalir

Memberi lentera dalam gelap

Spektrum warna tlah menyala

Membangkit jiwa yang terlupakan

13

Akan tetap 13

Apa pun itu 13

Tetaplah 13

Selamanya 13

Sisa 28 Oktober

Sisa 28 Oktober

By : harjanto dc

28 Oktober

Sejarah mengungkap sumpah pemuda

Sepertinya tidak…

Ketika 17 Agustus tak berarti di hati

1 Oktober pun tidak memiliki arti

Apalagi 20 mei?

Seiring langkah generasi lupa sejarah

Remaja kita lebih mengenal 1 januari

Tidak mengenal 1 muharam

Pembobrokan moral sejalan dengan peradaban

Pendidikan bukan semakin pintar

Justru mengejar apa yang diincar

Benarkah Indonesia tlah merdeka?

Apakah Indonesia tlah bersatu?

Apakah Indonesia tlah berkarakter?

Apakah Indonesia telah berhijrah?

Sayatan hati

Sayatan hati
By : harjanto dc

Sayatan demi sayatan melukis wajahnya
Cairan yang sedikit kental mengalir di pelipisnya
Bola matanya seolah keluar
Lidahnya seolah bertulang

Aungan mewarnai keheningan
Bertambah sayu dalam pekat malam
Gerimis mengundang risau
Berakhir dalam fajar tanpa cahya

Ia pun tergeletak tak berdaya
Di jalan-jalan tak bertuan
Tertawa menikmati masa
Dalam hati yang tersayat

Berduel dengan Maut!

Berduel dengan Maut!
By : harjanto dc

Tubuh tinggi selalu jadi prasangka buruk. Kenapa? Apa yang salah dengan ketinggian. Menurutku tidak ada yang salah. Ya, kadang dalam kasus-kasus tertentu, misalkan saja saat berenang. Saat di kolam renang, seseorang dengan ketinggian akan selalu dianggap bisa jadi penolong jika terjadi insiden, atau bisa menyelamatkan dirinya sendiri waktu tenggelam. Benar sih, tapi ada kalanya orang tinggi yang lagi belajar berenang akan dianggap sedang becanda saat insiden itu mengenai ia sendiri. Sekitarnya tidak akan percaya dengan apa yan terjadi.

Nah itulah yang terjadi beberapa kali pada Ardi. Beberapa bulan yan lalu hampir saja ia tenggelam di perairan Baron, di sungai kecil yang terhubung dengan pantai selatan. Saat arus tiba-tiba membalik arah, beberapa orang terseret ke arah yang lebih dalam. Tiba-tiba Ardi pun ikut panik dengan segala keadaan, berusaha menggapai tepi dan memberikan sinyal kalau tenggelam dengan menggerakkan tangan. Namun, apa yang terjadi? Teman temen mengira Ardi sedang becanda dengan pura-pura tenggelam. Tubuh tinggi belum tentu kemudian bisa selamat di dalam arus ketika tidak bisa berenang.

Dan pagi ini kejadian terulang, saat lagi asyik berenang dan belajar untuk bisa berenang dengan gerakan yang benar. Mencoba di kedalaman 2 meter. Naas-nya, sebelum menggapai tepi, tenaga pun habis untuk menggerakan badan. Seketika panik dan tubuh pun bergerak seperti ada yang menarik ke bawah. Dengan tinggi 180 cm, kaki pun tak sampai dasar untuk tumpuan. Sempat menelan air tiga kali, baru kemudian salah satu teman menariknya keluar dari kedalaman.

Ada yang pernah bilang untuk bisa melakukan apapun yang mustahil maka perlu ada paksaan, seperti halnya untuk bisa berenang maka tenggelam adalah resiko. Kejadian-kejadian itu menginggatkan masa kecilku saat berenang di sungai belakang rumah. Tragedi yang sama, tenggelam di aliran yang sedikit deras. Dan waktu itu ada teman yang bernama Agus yang menyelamatkan nyawaku. Mungkin kalau tidak ada dia aku tidak ada sampai sekarang. Mungkin karena itu juga sampai sekarang aku tidak bisa berenang.

Tidak ada sesuatu yang musthil jika Allah berkehendak. Bukankah yang penting proses dari usaha itu? Yap. Walaupun harus tenggelam, tidak ada salahnya selalu mencoba. Hmm. Besok mencoba lagi untuk melakukannya. Kalau dipikir daripada berenang, memang lebih menarik track-trackan dijalanan. He…he…[]

s=vxt

s=vxt
by : harjanto dc

Jarak adalah kecepatan berbanding lurus dengan waktu. Jarak bukanlah hal yang kemudian mengendurkan semangat dakwah. Justru orang-orang yang kemudian istiqomah di jalanNya akan menjadikan rintangan atau ujian sebagai buah dari ke istiqomahan. Karena istiqomah tidak bisa didapatkan dengan berdiam diri. Namun, didapatkan dengan berusaha atau berproses dalam setiap aktivitas yang ada.

Kata Imam Ghazali, apa yang paling jauh dari hidupmu? Jawabnya adalah waktu yang telah terlampaui/ditinggalkan. Siapa yang bisa memutar waktu kecuali Allah. Manusia tidak akan pernah bisa kembali ke masa lalunya. Jadi sebisa mungkin bagaimana kemudian memanfaatkan waktu yang telah diberikan oleh Allah kepada kita. Bukankah sebaik-baik kalian adalah yang diberi umur panjang oleh Allah, dan paling banyak amalnya.

Kemudian apa yang paling dekat dengan hidupmu? Jawabnya kematian. Setiap anak adam yang terlahir ke dunia telah diikuti dengan takdir kematiannya. Namun, bagaimana kemudian manusia itu memanfaatkan waktu yang ada dengan sebaik mungkin. Mencari bekal sebanyak-banyaknya di dunia untuk menuju negeri akherat yang kekal. Siapa pun tidak tahu kapan dan dimana malaikat mautnya akan datang. Untuk itu berdoalah agar Allah menjemput dalam keadaan baik.

Penjelasan tentang istiqomah dalam surat Fushilat [41] : 30-32, bahwasannya ada 3 pelajaran yang dapat diambil : pertama janganlah engkau takut dengan masa depanmu, karena Allah selalu bersama orang-orang yang istiqomah. Kedua janganlah khawatir atau sedih dengan masa lalumu, sebab masa lalu orang-orang yang beriman insyaallah penuh kebahagiaan dan ketiga adalah optimis, karena Allah dan RasulNya adalah sebaik-baik penolong.

Saudaraku yakinlah akan waktu yang akan terus membersamai sampai ruh terlepas dari jasadnya. Sampai tetes darah terakhir yang engkau keluarkan dalam jihadmu. Sebaik-baik jihad adalah mengatakan kebenaran di depan pemimpin yang dholim.

Ini adalah hari pertama di bulan pertama hijiriyah, catatan amal setahun yang lalu telah Allah tutup. Diganti dengan kitab kosong untuk setahun ke depan. Apa yang sebaikan dilakukan, apakah akan terus menjadi manusia merugi dengan tidak muhasabah diri. Hisablah dirimu sebelum Allah akan menghisab di hari perhitungan kelak.

Allah telah menjamin atau menjadikan kita umat terbaik (Ali Imran [3]: 110), dan lalu bagaimana kemudian berusaha menjadi bukti konkrit dari ayat tersebut. Hidup adalah pilihan, seperti hal nya surga dan neraka. Semua tergantung dari apa yang kita lakukan sekarang, bagaimana kita menguasai waktu 24 jam yang diberikan oleh Allah. Semua manusia dengan waktu yang sama, hanya berbeda dalam pemanfaatnya saja.

Semoga kita termasuk hamba Allah yang pandai memanfaatkan waktu.[]

Mimpi Usang

Mimpi Usang
By : harjanto dc

Tertatih dalam diam
Membalut asa yang terbuang
Liku demi liku berjatuhan
Penantian yang tak kunjung reda

Hati kalut dalam cemburu
Tiada usang ditelan waktu

Siapa sangka saat hati pilu
Terlilit sepi tak menentu

Liku hidup bak sandiwara langit
Skenario yang tak bisa digambarkan
Hanya sutradara alam raya yang mampu menerawang

Terkadang usang dalam genagan
Mutiara cinta kembali dalam lamunan
Tiada hati berburuk sangka
Prasangka baik hanya kepdaNYA

SURGA Vs NERAKA

SURGA Vs NERAKA
by : Harjanto dc

Ibarat seorang penulis, akan mengalami perubahan dalam kecepatan dan teknik menulisnya adalah ketika mendekati DL. Sama halnya dengan perubahan kebaikan pada sikap dan keimanan seseorang ketika membuat target atau lembaran mutaba’ah sebagai pemicu akan ibadah hariannya. Bukannya ibadah karena lembaran-lembaran itu. Namun hanya sebagai sarana dalam menjadikan ia lebih baik. Tetap niat dan tujuan kita adalah ibadah kepada Allah. Karena itu yang telah diperintahkannya dalam surat Adz dzariyat [51] : 56, “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi (beribadah) kepada-Ku.”

Yup. Itu adalah salah satu tujuan diciptakannya manusia. Namun, alangkah bodohnya manusia ketika janji prasetya telah diucapkan saat masih di alam ruh, kemudiania lupakan ketika lahir ke dunia. Seperti apa yan telah Allah firmankan dalam surat Al A’raf [7] : 172, Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuban kami), kami menjadi saksi.” (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan).”

Jelas sekali syahadat yang telah anak adam lafadzkan, namun kebanyakan orang kemudian mengingkari apa yan telah ia sepakati oleh Allah. Ini adalah pelajaran berharga bagi orang-orang yang kemudian beriman kepada Allah. Nah, bagaimana kemudian yang harus dilakukan untuk beribadah kepada Allah seperti apa yang telah Allah perintahkan dalam surat Adz dzariyat tersebut. Yaitu, bertaqwa kepada Allah. Arti taqwa adalah menjalankan perintahnya dan menjauhi larangan. Apa-apa yan telah menjadi kewajiban atau pun sunnah maka itu lah yang kemudian Allah dan Rasulnya Muhammad perintahkan. Dan apa-apa yang Allah haramkan atas mereka , janganlah kemudian sekali-kali menghalalkannya. Seperti halnya nukilan hadist Arba’in Imam An Nawawi ke 22 : “Abu Abdillah Jabir bin Abdillah Al Anshari ra. Berkata, ada seorang lelaki yang bertanya kepada Rasulullah saw., “Jika aku shalat lima waktu, berpuasa Ramadhan, menghalalkan yang halal, dan mengharamkan yang haram, lalu aku tidak menambah selain amalan itu. Apakah aku akan masuk surga?” Beliau menjawab, ‘Ya’.” (HR. Muslim).

Dalam hadist tersebut bisa kita petik pelajaran yang luar biasa dari perbuatan-perbuatan yang dilakukan lelaki itu. Implementasinya adalah ketakwaan kepada Allah. Dan tujuan peribadatan pun kepada Allah. Ini yang kemudian manusia masih sering melupakan tujuan ia diciptakan oleh Allah dan apa yang kemudian harus mereka lakukan di dunia ini. Dunia tidak akan kekal. Karena dunia adalah tempat mencari penghidupan di akherat. Surga atau neraka adalah pilihan yang harus ditentukan dari sekarang. Mana yang akan diharapkan adalah sesuai timbangan amal kebaikan masing-masing. Segeralah untuk taubat saudaraku. Jangan lah menunggu sampai Allah menguji dengan mautnya, seperti apa yang telah dialami saudara yang lain, bisa dilihat di https://mutiaramutiaracinta.wordpress.com/2014/10/19/. Semoga dengan target-target tertentu kita bisa lebih meningkatkan ketakwaan kepada Allah. Wallahu’alam bi showab.

Dan jikalau Kami jadikan Al Quran itu suatu bacaan dalam bahasa selain Arab, tentulah mereka mengatakan: “Mengapa tidak dijelaskan ayat-ayatnya?” Apakah (patut Al Quran) dalam bahasa asing sedang (rasul adalah orang) Arab? Katakanlah: “Al Quran itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang mukmin. Dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan, sedang Al Quran itu suatu kegelapan bagi mereka. Mereka itu adalah (seperti) yang dipanggil dari tempat yang jauh.” (Q.S. Fushilat [41] : 44)